Selasa, 17 Maret 2009

Desiring God

Desiring God - Kerinduan hati kita akan keintiman dengan Allah

Mazmur 42 : 1-3
1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah.
2 Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
3 Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

Setiap manusia pasti kita pernah merasakan apa yang namanya haus.. Seperti pada umumnya,tiap manusia pasti merasakan apa yang dinamakan haus secara jasmani..

* Kehausan Jasmani:
-Tubuh kita 60-80% berupa cairan. Ahli kesehatan menyarankan kita banyak minum setiap harinya. Hal ini akan mengurangi resiko sakit jantung, membuat kulit sehat mengkilap, dan membantu mengurangi berat badan.

-Jika tubuh kita dehidrasi, maka tubuh kita akan memberi tanda: tidak bisa berpikir jernih, organ-organ tubuh menyusut, mulut kering, lidah tebal,kepala pusing, lutut lemas, dll.

Sebagaimana kehausan jasmani,secara tidak sadar manusia juga sebenarnya kehausan akan kerohaniannya..

Jika rohani kita ‘dehidrasi’, tanda-tandanya: mudah marah, banyak mengeluh, dikuasai kekuatiran, ketakutan, dan rasa bersalah, merasa tidak aman, sangat kesepian, dll.

* Kehausan Rohani:
- Ada suatu kehausan rohani di hati setiap orang, meskipun kita tidak selalu menghayatinya.
- Tuhan terus mencari dan memanggil kita untuk membangun hubungan pribadi dengan-Nya.
- Kita memiliki kehausan hati akan Tuhan dalam bentuk dan intensitas yang berbeda-beda.

"Allah terus berusaha memanggil kita kembali pada hakikat semula Allah menciptakan kita, yaitu untuk menyembah Dia dan menikmati-Nya selama-lamanya. - A.W. TOZER - "

ada Tiga Bentuk Kehausan Rohani:

Kita memiliki kehausan hati akan Tuhan dalam bentuk dan intensitas yang berbeda-beda:
1. Kehausan Hati yang KOSONG
2. Kehausan Hati yang GERSANG
3. Kehausan Hati yang PUAS

1. Kehausan Hati yang KOSONG
-Hati yang kosong selalu gelisah, berusaha mencari sesuatu yang dapat mengisi kekosongan ini dengan berbagai cara.

-Pencarian ini meliputi pengejaran akan kekayaan, kekuasaan, kepemilikan, pendidikan, hiburan, hobi, seks, “pelayanan”, dll.

"Terdapat suatu kekosongan yang Allah ciptakan dalam hati setiap orang yang tak dapat diisi dengan benda ciptaan yang lain,
kecuali oleh Allah sang Pencipta, yang dikenal melalui Yesus Kristus. -BLAISE PASCAL-"

"Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.
YEREMIA 2:13"

"Jika kita memperhatikan janji-janji dan upah yang luar biasa dari Tuhan di dalam Injil, tampaknya Tuhan akan mendapati bahwa hasrat kita tidak terlalu kuat melainkan terlalu lemah.
Kita adalah makhluk yang setengah hati, yang dengan bodoh menyibukkan diri dengan minuman, seks, dan ambisi, ketika sukacita yang tak terbatas ditawarkan pada kita.
Kita seperti seorang anak yang berkeras untuk terus membuat kue-kue lumpur di dalam kubangan, karena tidak dapat membayangkan apa arti dari tawaran untuk berlibur di pantai. Kita terlalu mudah puas. -C.S Lewis-"


2. Kehausan Hati yang Gersang
1.Kegersangan rohani disebabkan karena mengabaikan persekutuan dengan Tuhan.
2.Kegersangan rohani disebabkan karena tinggal di dalam dosa.
3.Kegersangan rohani disebabkan karena kelelahan mental dan fisik yang berkepanjangan.


di dalam buku yang berjudul "Sepuluh pertanyaan untuk mendiagnosis kesehatan rohani Saudara" ada beberapa pertanyaan mendasar,pertanyaan tersebut:
Apakah Engkau sehat secara rohani atau sekadar sibuk secara rohani?
Pertanyaan pertama: ”Apakah Engkau Haus akan Allah?”

Tuhan selalu menggambarkan hubungan antara Dia dan manusia sebagai:
- Keintiman Bapa dengan anaknya
- Keintiman mempelai dengan pasangannya
Kita dirancang untuk keintiman dengan Tuhan

Akar masalah disiplin rohani bukanlah disiplin dan tekad, melainkan hasrat dan kerinduan … Kewajiban boleh-boleh saja dan dapat menghasilkan beberapa tanggapan yang indah dan hebat.
Ada kalanya kita harus memiliki kewajiban sebagai alat bantu sampai hasrat dan kerinduan kita pulih. Akan tetapi, jika kita dikungkung secara permanen oleh kewajiban maka kita akan mati, bukannya bertahan hidup.

TIM DEARBORN, Taste and See



3.Kehausan Hati yang Puas
Filipi 3:7-14: Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya , kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Jiwa yang telah mengecap, mengetahui, dan dipuaskan oleh pengalaman bersama Tuhan, akan merindukannya. Semakin dia mengalaminya serta semakin dia mengenal keagungan, keindahan, dan kepuasannya, makin besar rasa lapar dan hausnya untuk lebih lagi di dalamnya …

JONATHAN EDWARDS



Lalu bagaimana kita memenuhi kehausan Rohani tersebut?

“Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!”
TUHAN YESUS, Yoh 7:37

dimaksudkan:
*Barangsiapa (anyone)

*Haus:

Mazmur 42:2-3a: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.”

Mazmur 63:2: “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.”

Mazmur 143:6: “Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus.”

Sepeti yang dikatakan oleh C.S Lewis,kelemahan manusia adalah "Kita terlalu mudah puas"

Tanpa kehausan, kerinduan, dan kasih kepada Allah, maka semua ibadah kita menjadi rutinitas yang kosong belaka.
Dapatkah saya menyatakannya: “Saya tidak puas. Saya lapar dan haus,Saya menginginkan Tuhan lebih lagi.”


*Datang kepada-Ku dan minum

diakhir dari penjelasan ini,saya ingin menceritakan cerita singkat kepada kita..

Bayangkan Saudara sedang berada di gurun, dan telah beberapa hari kehabisan air. Saudara hampir pingsan, kerongkongan sangat kering, bibir pecah-pecah,pusing karena terik, kulit terbakar panas matahari.

Tiba-tiba Saudara sampai pada sebuah sungai.
Pertanyaan: Apa yang akan Saudara lakukan?
(-) apakah saudara hanya menatapnya dari kejauhan?
(-) apa saudara hanya akan meneguk air sungai dengan tangan saudara?
(-) apakah saudara akan terjun menyelami air tersebut?

Kenyataannya di sanalah kebanyakan orang berada! Mereka ada di tepi sungai, melihat airnya, tetapi belum melangkah untuk meminumnya.
Tuhan memimpin Saudara kepada sungai-Nya, tetapi Dia tidak minum untuk Saudara. Jika Saudara mau memenuhkan kehausan rohani, Saudara harus minum, menyelam dalam persekutuan kasih dengan-Nya!



Langkah raksasa dalam perjalanan iman kita adalah langkah yang kita ambil ketika kita memutuskan bahwa Tuhan bukan lagi hanya bagian dari hidup kita.
Dia adalah hidup kita.

BETH MOORE




thx Ko Wim untuk bahannya..

smoga kita semua bisa terus menyadari akan Dia yang selalu menyediakan sumber air kehidupan untuk kita minum dan selami..

*sory klo masi banyak kekurangan..

-Budi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar