Kamis, 18 Juni 2009

SEBUAH PENSIL

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.

"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya?

atau tentang aku?"

Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,

"Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai."

"Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi.

Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai.

"Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu.

Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini."

"Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini."

Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

"Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalo kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu MEMBIMBING kita menurut kehendakNya".

"Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima PENDERITAAN dan KESUSAHAN, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".

"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu MEMPERBAIKI KESALAHAN kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar".

"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah HATI-HATI dan MENYADARI hal-hal di dalam dirimu".

"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".

Selasa, 26 Mei 2009

Dear : All

Cerita berikut ini tentang “BAHAGIA” yang ternyata menjadi BAHAGIA adalah pilihan kita dan asalnya dari dalam diri kita bukan karena factor diluar kita.

John C Maxwell suatu ketika pernah didapuk menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya, Margaret, diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.
Ceritanya, suatu ketika sang istri, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan ? (Kalau satu arah mah namanya khotbah.)
Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?"
Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."
Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. (Kebayang ga malunya Maxwell saat itu.) Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu ui!
Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia.."
Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"

"Karena," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."

Dengan kata lain, maksud dari Margaret adalah, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.
Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.
Contohnya rasul Paulus. Ketika itu rasul Paulus sedang dihimpit oleh keadaan. Ia disiksa dan dipenjara, ditolak kanan kiri. Tapi coba lihat surat-suratnya. Apakah berisi keluh kesah? Justru sebaliknya! Sebagian besar surat-surat Paulus justru berisikan motivasi, berita gembira dan inspirasi. Rasul Paulus bahagia. Meskipun keadaan sekelilingnya mungkin merupakan alasan ia tidak bahagia, namun ia bahagia.
Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik istrimu, atau sesukses apa hidupmu.

Ini masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak.

Rabu, 20 Mei 2009

For Love or For Lust

This is a secret to building deeper relationship... Dan bicara soal membangun hubungan, tentunya bukan hanya hubungan antara pria dan wanita yang akan bersatu dalam pernikahan saja dan bukan soal berpacaran saja, tapi juga tentang bisnis, relasi persahabatan, hubungan dengan orang tua, hubungan antara pemimpin dan bawahan. Intinya, selama kita berhubungan dengan orang lain, kita perlu tahu bagaimana cara untuk membina dan membangun hubungan tersebut, supaya kita bisa menikmati kebahagiaan dan segala yang baik, yang disediakan oleh Tuhan di dalam atau melalui hubungan-hubungan yang kita bangun.

"Kekuatan dan kekokohan suatu bangunan sangat ditentukan oleh dasar di mana bangunan tersebut dibangun di atasnya"

Pertanyaannya adalah, di atas dasar apakah hubungan-hubungan dalam kehidupan kita dibangun? Berdasarkan apa? Apakah itu dibangun di atas dasar kasih (love) atau di atas nafsu (lust/keinginan daging)?

Ini bukan hanya berlaku dalam marital relationship atau pre-marital relationship, tapi juga dalam bussiness relationship, family relationship, friendship, semua relasi atau hubungan yang kita bangun. "Hey, tapi apakah bisnis ada hubungannya dengan kasih? Saya tidak mencintai partner bisnis saya..." Let's see the definition of love.

Love is a decission made based on the desire to benefit others. Kasih adalah keputusan yang kita ambil berdasarkan keinginan kita untuk menguntungkan orang lain. Kasih adalah keputusan, bukan perasaan yang kita rasakan waktu berkorban. Kasih adalah keputusan yang diambil oleh seseorang, yang didasari oleh keinginannya untuk menguntungkan pihak lain, bahkan kalau perlu, mengorbankan dirinya. Sebaliknya, Lust atau nafsu adalah keputusan yang diambil berdasarkan keinginan untuk menguntungkan diri sendiri, bahkan kalau perlu, merugikan seluruh dunia, "korbankan semua asal jangan saya".

Kalau kita menjalin hubungan bisnis dengan seseorang yang punya kasih, dia punya keputusan dalam bisnisnya dengan kita yang didasari oleh keinginannya untuk menguntungkan kita, apakah bisa kita bayangkan bagaimana jadinya jika kita juga merespon dengan hal yang sama? Betapa langgengnya hubungan bisnis yang terjalin itu!

Nah, apakah yang mendasari hubungan-hubungan kita? Dan apakah orang yang menjalin hubungan dengan kita itu didasari oleh kasih atau nafsu? We shall think about it. Ada peribahasa yang berkata seperti ini "The omelette is only as good as the eggs in it." Omelet hanya sebagus kualitas telur yang ada di dalamnya. Kalau telurnya busuk, mau dikasih merica, sambel, bawang putih, bawang merah sebanyak apapun juga, kualitasnya ga bisa bagus.

"Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara, dan dari duri-duri orang tidak memetik anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat, karena yang diucapkan mulutnya meluap dari hatinya." (Luk 6:43-45)

Kalau hati seseorang jahat, keluarnya pasti jahat. Kalau telurnya busuk, walau kita kasih bumbu apapun, pasti tidak akan bisa jadi omelet yang bagus. Ada banyak jenis telur di dunia ini. Dan pertanyaannya, darimana saya tahu kalau telurnya bagus? Dari luar keliatan ada yang bintik-bintik, warnanya beda, bentuknya beda, ada telur negeri, ada telur kampung, kualitasnya beda, ada yang dibeli di pasar, di Hero, ada yang mengandung bebas salmonela, omega 3, plus vitamin, DHA, dst. Darimana kita bisa tau kalau telur ini ga busuk? Kita bisa aja liat labelnya. Tapi masalahnya di supermaket saya seringkali diajari, kalau mau telur bagus, sentrongin ke bohlam, kalau bening, bagus. Iya kalau bisa disentrong ke bohlam... kalau dibungkus di kotak gimana? Kita cuma bisa baca merk-nya aja. Kita ga bisa tau pasti.

Penampilan itu bisa mengelabui. Ini berbahaya kalau misalnya kita mau pacaran. Kita ngeliat cakepnya, proporsi bodinya, dll. Masalahnya, mau didandani seperti apapun juga, kalau tadinya dia "busuk", tetap "busuk". Alkitab berkata, baik buruknya orang ditentukan dari hatinya, bukan dompetnya, bukan rumahnya, bukan mobilnya. Mau naik ferrari, mau punya banyak kartu kredit yang ga ada batasnya pun, it doesn't change the inside. Bagaimana dia bisa membangun hubungan dengan kita, tergantung apa yang ada di dalam dirinya. Nah, kalau kita membangun hubungan (apapun), bahaya kalau kita lihat penampilan luar saja. This is our life, this is your life, hati-hati dengan siapa kita menjalin hubungan, entah itu bisnis, pacaran.. dengan siapa kita bergaul, dengan siapa kita mau menikah...

Bagaimana kita bisa tahu bahwa seseorang itu akan membina hubungan dengan kita berdasarkan kasih dan tidak akan merugikan kita? Kriteria apa yang kita bisa pakai untuk menguji bahwa orang-orang itu akan menguntungkan kita, dan kita akan menguntungkan mereka, dan kita akan saling menguntungkan, completing each other, dalam pernikahan, dalam bisnis, dalam persahabatan, agar kedua belah pihak akan menikmati kebaikan?

1. Harus Ada Kejujuran

Suatu hubungan yang baik membutuhkan kejujuran. Salah satu perintah yang Tuhan ucapkan dari 10 perintah yang Dia berikan kepada Musa, yaitu jangan kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta terhadap sesamamu (Im 19:11). Tuhan memperingatkan kita tentang kerusakan dan rasa sakit yang dapat ditimbulkan akibat kebohongan dan ketidakjujuran dalam relationship. Masalahnya banyak orang menghabiskan tenaganya untuk menyembunyikan kebenaran, sehingga akibatnya mereka kehabisan tenaga untuk menyatakan kebenaran, karena tenaganya habis untuk menutupi kebohongannya.

"Honesty and intimacy always go together" (Amsal 24:26 - NIV - "An honest answer is like a kiss on the lips" - jawaban yang jujur adalah seperti memberikan ciuman di bibir)

Kalau kita ingin dekat dengan seseorang (bisa rekan bisnis, teman, pasangan, dll), keakraban tidak bisa terbangun tanpa kejujuran. Kalau kita berkata jujur kepada seseorang, kita seperti memberikan ciuman di bibir orang itu. Bukan ciuman di kening, dan mencium di bibir itu bicara tentang keintiman. Dengan kata lain, tanpa berbicara atau tanpa jawaban yang jujur, kita tidak akan pernah bisa intim dengan orang tersebut. Dalam hubungan suami istri, banyak suami yang menghabiskan waktu untuk menutupi kebenaran ("Gila, kalo gue kasih tau bisa bubar..."), masalahnya kalau dia tidak jujur, dia tidak akan bisa intim dengan istrinya. Telling the truth and telling the whole truth itu beda. Banyak orang telling the truth tapi tidak telling the whole truth. Alkitab mengatakan agar kita telling the whole truth.

Konsekuensi dari telling the whole truth, mungkin pertengkaran akan pecah di depan, tapi kepercayaan itu tidak hilang. Contohnya, kita punya supir, suatu kali supir kita menabrak mobil lain, tapi dia tidak mengakui itu, dia bilang bahwa dialah yang ditabrak. Padahal dari melihat bekas kerusakan di mobil, kita tahu kalau mobil kitalah yang menabrak mobil lain, tapi tidak ada bukti. Mungkin tidak ada keributan dan kita tidak memecat dia, tapi kita tidak mempercayai dia lagi. Apakah itu lebih baik? Atau ini, dia datang dan berkata kalau dia yang menabrak. Bakal ribut? Tentu aja... atau kalau misalnya kita yang jadi supir, mungkin kita bahkan harus mencicil untuk mengganti kerusakan dalam waktu yang lama, tapi... kita tidak kehilangan kepercayaan.

You can't get close to anybody without honesty. Kita bisa aja make up, dress up, apapun yang kita lakukan, kita bisa membuat orang lain terkesan dan kagum. Tapi rasa kagum itu tidak akan bertahan lama. Hanya kejujuran yang membuat kita bisa dekat dengan seseorang. Be honest, be yourself. Yang konyolnya adalah... how can we be that stupid, percaya bahwa seseorang itu mencintai kita padahal dia tidak memberitahukan kebenaran pada kita? Saya sudah bertemu dengan banyak orang yang terlalu gampang percaya, "Dia sangat menyayangi saya, dia cinta banget sama saya... Ya dia cuman bohong sekali dua kali sih, cuman bohong hal-hal yang kecil, tapi dia sangat mencintai saya..." Nah masalahnya sebodoh apakah kita, percaya bahwa seseorang bisa sekaligus berbohong dan mencintai? Karena mencintai adalah keinginan untuk membuat orang lain untung atau diuntungkan, tanpa merugikan orang lain itu. Banyak wanita yang lebih mudah dibohongi, mereka berpikir bahwa mereka dibohongi demi kebaikan. Saya ga menghakimi, ini hanya dari pengalaman saja. I hope we are smarter today. Mau buktikan cinta? Beritahukan kebenaran. Prove it.

Pertanyaannya adalah "Is he or she, telling you the truth?" or "Are you telling the truth?" Atau selama ini kita menyembunyikan kebenaran dan menghabiskan tenaga untuk menutupi kebenaran? "Ya... habis daripada ribut... Someday, someday, suatu hari nanti deh gue kasih tahu, kalo waktunya tepat, nanti gue cerita." Saya kira today is the best day to tell the truth. Kalo selama ini kita tidak mengatakan kebenaran pada atasan kita, bawahan kita, istri atau suami, pasangan, orang tua kita, hari ini adalah saat yang tepat untuk memulai sesuatu yang benar. Ada konsekuensi? Ada, tapi kita tidak akan kehilangan kepercayaan. Dunia mungkin bilang tindakan itu bodoh, "Goblok.. ngapain lo kasih tau, diem aja..." Tapi itu namanya tulus, and it's based on the truth.

Untuk membangun kedekatan dan pengertian satu dengan yang lain, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar kita bisa membangun dasar dan hubungan yang dalam. Mazmur 139 - "Untuk pemimpin biduan, mazmur Daud; Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku, Engkau mengetahui kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh, Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kau maklumi, sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya semuanya telah Kau ketahui ya Tuhan."

Agar bisa dekat dengan seseorang, selain jujur, ayat ini memberikan tips lain. Kedekatan dengan seseorang itu tidak berbicara tentang lokasi geografik. Berapa banyak suami istri secara geografis sangat dekat, dalam satu rumah, satu ranjang, namun mereka berjauhan satu dengan lainnya. Berapa banyak istri yang merasa sangat jauh dengan suaminya? Karen kita hanya akan merasa dekat dan akrab dengan seseorang kalau kita sadar bahwa orang itu mengerti pikiran kita dan mengerti perasaan kita. Kalau kita mau dekat dengan seseorang, share our thoughts, tukar pikiran dengan orang itu. Karena kedekatan tidak dibangun secara fisik, bukan hanya sering berkumpul secara fisik saja. Tanpa adanya tukar pikiran, kita tidak akan pernah bisa dekat satu sama lain. Yang suami istri, tanpa adanya saling bicara dan tukar pikiran, kita akan semakin jauh satu sama lain. Yang pacaran, bagaimana kita bisa kenal isi dari seseorang dengan hanya melihat luarnya saja? Kita hanya bisa lihat hatinya kalau kita tahu pikirannya, pandangan-pandangannya, rencananya, dll. Kemudian tinggal kita buktikan apakah orang itu jujur. Kalau pikiran dan mulutnya jujur seperti yang dia ucapkan, beri dia credit yang bernama kepercayaan.

2. Integritas

Mat 5:37 - Kalau ada seseorang yang berkata "ya" maksudnya "tidak", kita sudah tahu artinya apa. Apa yang dia ucapkan tidak sama dengan apa yang dia lakukan. Alkitab berkata kalau "ya" itu "ya", kalau "tidak" itu "tidak", di luar itu busuk. Coba kasih dia kesempatan yang kecil untuk membuktikan apakah dia bisa dipercaya atau tidak, baru kemudian bisa diberi kepercayaan yang lebih besar.

Pernikahan itu adalah one way ticket. Semua yang kita investasikan di sana tidak bisa ditarik kembali. Kita menginvestasikan seluruh hidup kita, bukan fifty-fifty. Oleh sebab itu, think of it seriously. Kalau kita saat ini sedang berada dalam satu hubungan dimana kita mulai melihat adanya indikasi-indikasi yang tidak baik, kita harus memikirkan hal ini dengan serius sebelum kita mengambil keputusan untuk melanjutkan atau mengambi keputusan yang lebih besar dalam relationship itu. Seseorang yang tidak punya integritas pasti tidak bertanggung jawab, dan dia tidak akan bisa dipercaya. Because without integrity, there won't be responsibility.

A man will fake intimacy in order to get sex, seorang pria akan berpura-pura intim untuk mendapatkan seks. Dan sebaliknya, a woman will fake sex to get intimate. Intimacy = in to me see = if you can't see into me, we won't be intimate. Kalau kita tidak bisa dilihat sampai ke dalam, kita tidak bisa dekat dengan seseorang. Dalam pernikahan, a man will fake intimacy in order to get sex, while a woman will fake sex to get intimacy (sebenarnya nggak pengen atau terpaksa, tapi demi supaya disayang-sayang akhirnya dilakukan juga, karena suaminya hanya bersikap intim kalau mau berhubungan seks saja). Tanpa adanya integritas (kalau "ya" "ya" dan kalau "tidak" "tidak"), bisa dibayangkan betapa parahnya suatu relationship itu karena di dalamnya penuh kebohongan.

Bicara soal integrity juga bicara tentang tanggung jawab. Pre marital sex adalah tindakan yang tidak bertanggungjawab, karena engkau mengambil sesuatu yang belum boleh engkau ambil. That's why engkau kehilangan kepercayaan pasanganmu, walaupun itu dilakukan atas dasar suka sama suka, karena engkau mengambil untuk keuntungan diri sendiri. This is not based on love, but lust. Ini bukan untuk menghalangi kita dari menikmati kebaikan, bukan pula sok being religious karena itu dosa, semua juga tahu kalau itu dosa. Tapi faktanya, alkitab berkata kalau engkau melakukan tindakan yang tidak bertanggungjawab, engkau akan kehilangan respect dan kehilangan kepercayaan. Kalau engkau, sebagai pria, pernah menyentuh pasanganmu sebelum waktunya, engkau akan kehilangan respek dari pasanganmu, makanya tidak heran kalau dalam pernikahan engkau tidak dihormati. Dan kalau istri tidak lagi dikasihi sebagaimana seharusnya seperti dirinya sendiri oleh suaminya, itu juga akibat dari pre marital sex, dia kehilangan respect dari suaminya.

Masturbasi: "Oh saya nggak membayangkan yang kotor, saya membayangkan istri saya..." atau apapun alasannya. Kenapa saya katakan bahwa masturbasi adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab? Saya baca dari hasil survei, begitu banyak persentase pria yang mengalami ejakulasi dini di dalam ranjang pernikahan, atau masalah seksual dalam pernikahan. Waktu saya selidiki, Roh Kudus berbicara dalam hati saya (saya tidak bisa buktikan secara scientific atau physical, bahwa masturbasi yang dilakukan oleh seorang anak muda kalau nanti dia menikah, akan mengakibatkan dia mengalami ejakulasi dini, tapi ijinkan saya share pikiran saya dengan saudara, kita tinggalkan argumentasi teologis dahulu...).

Kalau anda melakukan masturbasi, dengan siapapun imajinasi anda, anda sedang mengatur pace atau kecepatan anda mencapai tingkat kepuasan tertentu berdasarkan kepentingan dirimu sendiri. Sedangkan di dalam setiap hubungan, the basic fondation for success is to give. Berkorban, sacrifice is a big word, bahkan dalam hubungan seksual pun. Dalam hubungan seksual suami istripun, kalau anda mau masuk dengan niat ingin mengambil, then you won't enjoy happiness in your sexual relationship.

Kalau anda juga masuk dalam suatu hubungan bisnis dengan tujuan hanya untuk mengambil keuntungan sendiri, maka hubunga itu tidak akan berhasil. Ini berlaku termasuk juga dalam hubungan seksual. Kalau dalam hubunga seksual tujuannya hanya mau mengambil, you will never be happy. Orang yang terbiasa menyenangkan dirinya sendiri dan memuaskan dirinya sendiri dengan masturbasi, akan kelabakan menguasai dirinya sendiri dalam hubungan pernikahan. Sex is not about release, it's about sacrifice, to give. Dalam semua hubungan, kalau motivasinya bukan memberi, maka hubungan itu tidak akan berhasil. Kita tentu saja tidak mau berhubungan dengan seseorang yang hanya ingin mengambil dari kita. Ini benar-benar tersimpulkan dalam firmanNya "kasihilah orang lain sama seperti engkau mengasihi dirimu sendiri", kalau kita tidak mau diperlakukan seperti itu, ya jangan melakukan itu terhadap orang lain. Are you smart enough?

Jangan pernah percaya dia mengasihimu padahal dia maunya mengambil terus. Ada mitos yang terakhir... Banyak orang yang berkata, "Tapi bagaimana kalau dia adalah satu-satunya? Alkitab kan berkata waktu Adam tidur, cuma satu tulang rusuk yang diambil, hanya satu... Jangan-jangan dia orangnya, satu-satunya yang sudah Tuhan tetapkan..." Di dalam amsal dikatakan "Dia yang menemukan istri, menemukan kebahagiaan,", andalah yang menemukan. Tuhan tidak pernah berkata, "He/She is the one", saya tidak menentang kalau ada yang dapat mimpi atau nubuatan, tapi tidak ada ayat yang berkata "he/she is the one" apalagi the only one. Tuhan cuma kasih tau kita what kind of person we should marry (kualitas orang seperti apa yang kta harus nikahi), dan Tuhan juga memberitahu kualitas orang seperti apa yang jangan kita nikahi. Tuhan memberi guidelines, bukan berkata "he/she is the one".

Kalau anda adalah orang yang berada di posisi yang selama ini tidak memberitahukan kebenaran, menutupi kebenaran, tidak menjunjung tinggi kejujuran, tidak berkata "ya" diatas "ya" dan "tidak" diatas "tidak", hari ini, betulkan hubungan anda. Kalau anda mau hubunganmu work out seperti yang Tuhan inginkan dan sediakan buat anda, lakukan apa yang Firman Tuhan ajarkan pada anda. Kalau anda lakukan itu, maka anda membuka pintu pada kebahagiaan dan pada semua hal yang sudah Tuhan sediakan untuk anda. Just do it...


oleh: Pastor Jose Carol

Rabu, 01 April 2009

Mencintai Yang Tidak Sempurna Dengan Cara Yang Sempurna


Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan.
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan.
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut,Bahkan dengan segala
kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.

Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan.

Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita.Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan. Berbicara tentang pasangan jiwa,

Ada suatu kutipan dari film yang mungkin sangat tepat :

"Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat

semuanya berhasil" Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin

ada seseorang. Yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu"

Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak...

Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan.

Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna

DOA SEORANG PRIA


Tuhan Yesus...



Aku berdoa untuk seorang wanita yang akan menjadi bagian dari hidupku. Seseorang yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu. Seorang wanita yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau. Seorang wanita yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu. Wajah cantik dan daya tarik fisik tidaklah penting. Yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau dan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinya. Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia. Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas. Seorang wanita yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku.

Seorang wanita yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah.

Seseorang yang mencintaiku bukan karena ketampananku tapi karena hatiku. Seorang wanita yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi. Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang pria ketika aku di sisinya.

Tuhan Yesus...

Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna, sehingga kami dapat bertumbuh bersama untuk mencapai sempurna di mata-Mu. Seorang wanita yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya. Seorang wanita yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya. Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya. Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Tuhank Yesus...

Aku juga meminta,

Buatlah aku menjadi pria yang dapat membuatnya bangga. Berikan aku hati yang sungguh mencintai-Mu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku.

Berikanlah sifat yang lembut sehingga ketampananku datang dari-Mu. Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya. Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinya. Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana, mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi.

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan: "Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna."

Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan.

Amin....

Kamis, 19 Maret 2009

Decision - Capter 1. Make Your Decision

"I am what i am today because of the choices i made yesterday" -unknow-

Di sebuah perkampuangan hiduplah seorang kakek yang terkenal memiliki kebijaksanaan dan hikmat,setiap hari pasti ada aja yang meminta nasehat padanya. Pada suatu hari datang seorang pemuda yang sangat penasaran akan kemampuan sang kakek,pemuda itu datang kerumah kakek tersebut dengan membawa sesuatu di tangannya.
"Selamat siang kakek bijaksana,saya datang kemari karena saya memiliki pertanyaan. Di tangan saya ada seekor burung kecil,coba tebak burung ini hidup atau mati?". Si kakek tau bahwa iya sedang di uji oleh si pemuda tersebut dan dengan tersenyum sang kakek menjawab,"Nak,kalau ak
u menjawab burung itu hidup,kamu akan mengeraskan genggaman dan meremukan burung tersebut sampe akhirnya burung itu mati,kalau aku menjawab burung itu mati maka kamu akan melepaskan genggamanmu dan akhirnya burung itu terbang.ketauhilah bahwa tanganmu memegang keputusan untuk membuat burung itu hidup atau mati."
Pemuda tersebut kemudian pergi tanpa banyak bicara.Ia kini mengakui kemampuan sang kakek.


Sadarkah anda kalau keberadaan anda saat ini adalah hasil dari sebuah keputusan yang telah anda buat di masa lampau?

Kalau anda menarik waktu kebelakang mungkin anda akan mengingat bahwa pada satu kesempatan anda diperhadapkan pada dua pilihan atau lebih. Contohnya,"Apakah saya akan kuliah atau fokus dengan merintis usaha sendiri?" dan beberapa pertanyaan lainnya. Kemudian anda memutuskan mengambil salah satu pilihan tersebut dan jadilah anda sekarang ini. Anda menjadi anda hari ini karena keputusan yang telah dibuat di waktu lalu.

Tahukah anda bahwa selama kehidupan ada,anda akan selalu berhadapan dengan pilihan-pilihan.

"Selamat pagi Bapa,terima kasih atas kehidupan yang Engkau anugrahkan hari ini." Mungkin ini sebagian kecil sapaan anda ketika bangun tidur. Lalu selanjutnya apakah anda akan berdiam menunggu Tuhan memerintahkan sesuatu untuk dikerjakan pada hari itu?

Kalau anda seorang pekerja,akan lebih banyak keputusan yang akan dibuat setiap harinya. Jadi akuilah bahwa kehidupan itu adalah serangkaian keputusan yang bila diurai satu demi satu akan sangat panjang dan halaman ini tidak akan muat dengan keputusan tersebut.

Tiap hari,jam,menit,bahkan detik manusia selalu diperhadapkan dengan beragam pilihan. Seorang psikolog asal Boston pernah mengungkapkan bahwa seorang manusia punya kesempatan memilih pilihannya 90jenis pilihan setiap harinya,dari keputusan kecil sampai keputusan besar. Sayangnya kebanyakan orang tidak menyadari betapa pentingnya mengambil keputusan sehingga menyerahkan pengambilan keputusan kepada orang lain,situasi,dan keadaan. Tak heran banyak yang terjebak dari satu masalah ke masalah lain. Padahal Allah menciptakan manusia untuk berkuasa atas seluruh bumi.

"Berfirmanlah Allah: 'Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bintang melata yang merayap di bumi'"(Kej 1:26)

Ini artinya manusia tidak pernah diciptakan untuk diperbudak oleh situsai,keadaan,masalah,ma
upun kekuatan dari luar. Pertanyaannya jika anda justru terbelenggu oleh hal-hal seperti itu? "Jalan keluar dari keadaan seperti ini-dari situasi negatif dan kuasa jahat dan hal-hal yang mengikat dan menghancurkan-adalah dengan mengambil suatu keputusan. Banyak anak Tuhan diperbudak,ditindas,diinjak-injak,dan kalahkan hanya karena mereka tidak mempercayai pentingnya untuk mengambil keputusan," ungkap Derek Price.

Antara apa yang terjadi pada kita dan respon yang kita berikan terdapat sebuah jarak.Di dalam jarak itu terletak kebebasan kita dalam memilih respon kita. - anonim -

Begitu dasyatnya dampak keputusan yang anda ambil hingga sekecil apapun keputusan yang anda buat bisa dengan liar mempengaruhi kehidupan anda.Keputusan yang benar akan mendatangkan kebahagiaan,keputusan yang salah akan mendatangkan penyesalan yang berkepanjangan.
Ditangan anda terletaksebuah keputusan. Pilihannya hanya 2,anda akan menggenggam erat keputusan itu sampai mati hanya karena takut salah mengambil keputusan atau membuka agar anda tau anda memiliki berbagai keputusan penting yangb isa membuat anda terbang. seperti kata kakek bijak tadi,hidup matinya sebuah keputusan ada ditangan anda.

To Change Things That Can Be Changed Is a Decision

Ada kalanya seseorang menghadapi dilema dalam mengambil keputusan. Bisa jadi akibat dari anggapan bahwa yang terjadi adalah normal,alami,dan bawaan lahir sehingga dia memutusakan untuk tidak merubah atau membiarkannya. bukankah natural,yang dibawa sejak lahir memang tidak bisa diubah? jadi mengapa harus dirubah? hal ini sering dijadikan pembenaran atas keengganan untuk merubah sesuatu yang bisa diubah.

Minimal ada hal-hal yang memang tidak bisa dirubah walaupun anda doa puasa sekalipun seperti orang tua anda,jenis kelamin,ras,urutan sejarah,jumlah saudara,fciri-ciri fisik,kapasitas mental,usia,dan kematian. Sebanyak hal-hal yang tidak dapat dirubah sebanyak itu pula hal-hal yang bisa anda ubah. Untuk hal-hal yang dapat diubah andalah yang memutuskan untuk mengubahnya.Dan jika anda tidak mengambil keputusan,sebenarnya anda sudah mengambil keputusan yakni tidak mengambil keputusan.



Banyak hal yang bisa kita ubah dengan membuat keputusan,contohnya kisah dibawah ini:

Happiness - Sukacita

Dua orang ibu hidup bertetangga. Sebutlah yang satu bernama ibu senyum dan yang satunya lagi ibu cerewet. Dilihat dari segi ekonomi keduanya jelas beda. Kehidupan ibu senyum jauh dari kata berlebih,tak heran bila kedua anaknya memutuskan bekerja setelah pulang sekolah. Meskipun begitu,tak pernah sedikitpun keluar keluhan dari bibirnya. Setiap hari dilaluinya dengan sukacita. Kehidupan yang kontras dari ibu cerewet. Walapun secara ekonomi kehidupan ibu cerewet lebih baik dari ibu senyum tapi hari-harinya dipenuhi dengan gerutu dan omelan. Di kala musim hujan ia menggerutu karena maslah cucian tidak kering dan banjir dimana-mana. Bila panas ia juga menggerutu karena ia harus menyalakan AC dan itu berarti rekening listriknya akan membengkak.

Hari itu langit ditutupi mendung pertanda hujan lebatakan turun. Sembari mengangkat jemur
annya,ibu cerewet bersiap-siap mengeluarkan omelannya tetapi seketika itu juga tertahan karena ia melihat ibu senyum tengah menengadah wajahnya kelangit dengan wajah yang diliputi kebahagiaan. Tanpa basa basi ibu cerewet menghampiri tetangganya yang menurutnya sangat aneh dan mulai membrondongnya dengan pertanyaan "ibu kesambet apa sih? Perasaan hanya ibu yang menyambut hujan dengan bahagia. Apa ibu senang kalau kita kebanjiran? Dan saya perhatikan saat kemarau ibu pun tetap senang, ini kan aneh. Apa situ pawang hujan?"

Mendengar hal itu seperti peluru tertumpah dari senapan itu ibu senyum hanya tersenyum dan ia menjawab, " Saya bersukacita kala hujan karena itu berarti rejeki buat anak saya yang menyewakan payung untuk orang-orang yang kehujanan. Kemarau pun saya tetap bisa bersukacita karena orang-orang pasti banyak yang membeli layang-layang yang dibuat anak saya yang kedua. Makanya baik hujan ataupun kemarau saya bersukacita."

Saat kita tidak bisa lagi mengubah situsai,kita ditantang untuk mengubah diri kita." -Viktor Frankl-

Kita semua membuat cuaca pribadi kita sendiri, menentukan warna langit pada dunia emosional tempat yang kita tinggali.-Fulton J. Sheen

Keadaan hati yang bersuka adalah sebuah pilihan.Saat anda memutuskan untuk tetap bersukacita,tak peduli apapun persoalan yang anda hadapi,tanpa disadari Allah sudah bekerja untuk membantu anda keluar dari kesulitan itu.

Forgiveness - Pengampunan


"Tiada maaf bagimu."
"Nanti saja aku maafin kalau sudah lupa"
"ok aku maafin,tapi kita akhiri hubungan ini"

Itu adalah kalimat yang biasa kita dengar atau kita katakan bila kita disakiti. Biasa orang yang menyakiti kita adalah orang-orang terdekat alias orang-orang yang rasanya tidak mungkin akan menyakiti kita. dan akan berpikir seribu kali ketika akan memaafkannya.

Eleanor Roosevelt pernah mengemukakan,"Takseorangpun dapat menyakiti anda tanpa persetujuan anda." senada dengan hal ini,Gandhi juga pernah berkata " Mereka tidak dapat merenggut harga diri kita jika kita tidak memberikannya kepada mereka. Bukan apa yang terjadi pada diri kita melainkan respon terhadap apa yang terjadi pada diri kitalah yang menyakiti kita."

Masalah mengampuni bukan masalah perasaan melainkan masalah mau atau tidak untuk mengampuni. Ketika anda menyadari semua manusia tidak luput dari kesalahan dan anda memutuskan untuk memaafkan,itulah pengampunan yang sebenarnya.

Ibarat seperti ini,anda pinjam uang sebesar lima puluh juta pada saya dan sebagai buktinya anda menerbitkan surat utang. Saya tidak pedulikan apakah kemudian anda lebih mengasihi saya atau tidak. Yang saya perdulikan hanya surat hutang yang ada ditangan anda.Selama anda menyimpan surat tersebut saya tetap berhutang pada anda.

Hidup saya akan berbeda jika suatu hari anda merobek atau membakar surat tersebut. Pada saat itu beban dipundak saya terlepas dan saya benar-benar lega. Seperti itulah pengampunan.

"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang,Bapamu yang di surga akan mengapuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu," tegur Yesus (Matius 6:14-15)

jika ditanya,"apakah anda sudah mengampuni orang yang bersalah pada anda?" jika anda menjawab tidak tahu berarti anda belum memutuskan untuk mengampuni. Mengampuni seseorang adalah suatu keputusan.


Love - Mengasihi / Mencintai

Tuhan tidak pernah menaruh kasi dalam perasaan melainkan dalam keputusan hidup. Allah memberikan sinar matahari bukan hanya saat Dia merasa senang pada manusia. Dia tidak menyembunyikan matahari pada saat dia jengkel atau ilfeel pada manusia. Kasih atau cinta Nya tidak berdasarkan mood atau perasaan. Kasih-Nya berdasarkan pada keputusan. Dia telah memutuskan untuk mengasihi manusia sebagai bentuk keputusan-Nya untuk mengasihi.

Esensi inilah yang sering kali dilupakan manusia. Kita sering mengasihi berdasarkan perasaan belaka. Bila pacar kita baik,kita akan semakin sayang padanya. Sebaliknya jika ia berbuat suatu kesalahan,kita cenderung marah dan berbalik melakukan sesuatu yang menyakiti perasaannya,bahkan ada yang langsung meninggalkannya. Kasih manusia diombang ambingkan oleh gelombang perasaan. Ini juga yang terjadi pada pasangan suami istri yang ingin bercerai.

Pada suatu seminar yang dilayani oleh seorang counsellor, seorang wanita setengah baya menghampirinya dan berkata, "Pak,saya sudah tidak tahan lagi. Saya ingin bercerai dengan suami saya."
"kenapa?," tanya sang counsellor

"Karena saya tidak cinta lagi sama dia,"jawabnya

"Kenapa tidak cinta lagi?" tanya sang counsellor lagi

"Karena saya sudah tidak cinta lagi sama dia.Dulu saya cinta tetapi sekarang tidak lagi. Dulu dia baik tapi sekarang dia ada salah bersikap dengan saya. Ngeliatnya saja saya udah males,rasanya mau menjauh dari dia. Pokoknya saya udah gak tahan lagi dengan sikapnya,cape..Saya harus bagaimana?"

"Cintai dia,jangan berpisah dan jangan bercerai"

"Bapak nggak ngerti.Saya udah tidak cinta lagi."

"Betul,anda sudah tidak mencintainya lagi. Tetapi justru karena itulah anda harus mencintai dia. Perasaan cinta yang hlang itu adalah alasan terbaik untuk kembali mencintai dia."

" tetapi.."

"Mencintai adalah kata kerja aktif. Sesuatu yang harus diupayakan. Dalam diri kita sudah ada cinta kasih Kristus,maka belajarlah untuk mengeluarkan dan mewujudkan cinta kasih itu. Berkorbanlah bagi dia,ampuni,hargai,dengarkan,dan tanya dia kenapa dia bersikap begitu,dan perhatikan apa yang menjadi kebutuhannya.Anda harus mengaktifkan cinta kasih itu."

Tiga bulan kemudian counsellor tersebut bertemu dengan wanita yang ingin bercerai itu. Ia berkata, "Tuhan ingin saya belajar berketetapan hati dalam mengasihi dan saya dipulihkan. Saya tidak jadi bercerai bahkan saya kemabli mengalai kasih mula-mula dengan suami saya."

Sekali lagi,Kasih janganlah diombang ambingkan oleh perasaan. Kasih harus didasarkan pada keputusan,pada ketetapan hati untuk mengasihi. Marilah belajar dari Yesus,sang pengambil keputusan terhebat. Yesus telah berketetapan hati untuk mengasihi manusia. Hal ini terbukti di atas Kayu salib. Ketika Dia disiksa,dihujat,diludahi,dan diperlakukan serendah-rendahnya,Dia tetap pada keputusan-Nya untuk mengasihi sehingga Dia berdoa,"Ya,Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."

Bayangkan apa yang terjadi pada saat itu Yesus mengasihi manusia berdasarkan perasaan.....

(masi banyak penjelasan lain mengenai keputusan Humbleness,Wellbess,Repentance,dan termasuk keputusan untuk diet. Belum lagi Capter ke dua mengenai memlilih andalan hidup,pasangan hidup,dan memilih profesi. Serta bab 3 & 4 yang akan belajar karakter,panggilan hidup,dan keputusan-keputusan tepat lainnya hingga akhirnya manusia membutuhkan yang namanya Kasih Karunia dari Tuhan saja.)

"Tetapi karena kasih karunia Allah aku ada sebagaimana aku ada sekarang,dan kasih karunia yang dianugrahkanNya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya,aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua, tetapi bukannya aku,melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku" (1 Korintus 15:10)

dari buku
(Tan,Timotius andi.Decision.Jakarta:Metanoia)


klo dibaca kasi komen ya..hehe thx

Selasa, 17 Maret 2009

Desiring God

Desiring God - Kerinduan hati kita akan keintiman dengan Allah

Mazmur 42 : 1-3
1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah.
2 Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
3 Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

Setiap manusia pasti kita pernah merasakan apa yang namanya haus.. Seperti pada umumnya,tiap manusia pasti merasakan apa yang dinamakan haus secara jasmani..

* Kehausan Jasmani:
-Tubuh kita 60-80% berupa cairan. Ahli kesehatan menyarankan kita banyak minum setiap harinya. Hal ini akan mengurangi resiko sakit jantung, membuat kulit sehat mengkilap, dan membantu mengurangi berat badan.

-Jika tubuh kita dehidrasi, maka tubuh kita akan memberi tanda: tidak bisa berpikir jernih, organ-organ tubuh menyusut, mulut kering, lidah tebal,kepala pusing, lutut lemas, dll.

Sebagaimana kehausan jasmani,secara tidak sadar manusia juga sebenarnya kehausan akan kerohaniannya..

Jika rohani kita ‘dehidrasi’, tanda-tandanya: mudah marah, banyak mengeluh, dikuasai kekuatiran, ketakutan, dan rasa bersalah, merasa tidak aman, sangat kesepian, dll.

* Kehausan Rohani:
- Ada suatu kehausan rohani di hati setiap orang, meskipun kita tidak selalu menghayatinya.
- Tuhan terus mencari dan memanggil kita untuk membangun hubungan pribadi dengan-Nya.
- Kita memiliki kehausan hati akan Tuhan dalam bentuk dan intensitas yang berbeda-beda.

"Allah terus berusaha memanggil kita kembali pada hakikat semula Allah menciptakan kita, yaitu untuk menyembah Dia dan menikmati-Nya selama-lamanya. - A.W. TOZER - "

ada Tiga Bentuk Kehausan Rohani:

Kita memiliki kehausan hati akan Tuhan dalam bentuk dan intensitas yang berbeda-beda:
1. Kehausan Hati yang KOSONG
2. Kehausan Hati yang GERSANG
3. Kehausan Hati yang PUAS

1. Kehausan Hati yang KOSONG
-Hati yang kosong selalu gelisah, berusaha mencari sesuatu yang dapat mengisi kekosongan ini dengan berbagai cara.

-Pencarian ini meliputi pengejaran akan kekayaan, kekuasaan, kepemilikan, pendidikan, hiburan, hobi, seks, “pelayanan”, dll.

"Terdapat suatu kekosongan yang Allah ciptakan dalam hati setiap orang yang tak dapat diisi dengan benda ciptaan yang lain,
kecuali oleh Allah sang Pencipta, yang dikenal melalui Yesus Kristus. -BLAISE PASCAL-"

"Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air.
YEREMIA 2:13"

"Jika kita memperhatikan janji-janji dan upah yang luar biasa dari Tuhan di dalam Injil, tampaknya Tuhan akan mendapati bahwa hasrat kita tidak terlalu kuat melainkan terlalu lemah.
Kita adalah makhluk yang setengah hati, yang dengan bodoh menyibukkan diri dengan minuman, seks, dan ambisi, ketika sukacita yang tak terbatas ditawarkan pada kita.
Kita seperti seorang anak yang berkeras untuk terus membuat kue-kue lumpur di dalam kubangan, karena tidak dapat membayangkan apa arti dari tawaran untuk berlibur di pantai. Kita terlalu mudah puas. -C.S Lewis-"


2. Kehausan Hati yang Gersang
1.Kegersangan rohani disebabkan karena mengabaikan persekutuan dengan Tuhan.
2.Kegersangan rohani disebabkan karena tinggal di dalam dosa.
3.Kegersangan rohani disebabkan karena kelelahan mental dan fisik yang berkepanjangan.


di dalam buku yang berjudul "Sepuluh pertanyaan untuk mendiagnosis kesehatan rohani Saudara" ada beberapa pertanyaan mendasar,pertanyaan tersebut:
Apakah Engkau sehat secara rohani atau sekadar sibuk secara rohani?
Pertanyaan pertama: ”Apakah Engkau Haus akan Allah?”

Tuhan selalu menggambarkan hubungan antara Dia dan manusia sebagai:
- Keintiman Bapa dengan anaknya
- Keintiman mempelai dengan pasangannya
Kita dirancang untuk keintiman dengan Tuhan

Akar masalah disiplin rohani bukanlah disiplin dan tekad, melainkan hasrat dan kerinduan … Kewajiban boleh-boleh saja dan dapat menghasilkan beberapa tanggapan yang indah dan hebat.
Ada kalanya kita harus memiliki kewajiban sebagai alat bantu sampai hasrat dan kerinduan kita pulih. Akan tetapi, jika kita dikungkung secara permanen oleh kewajiban maka kita akan mati, bukannya bertahan hidup.

TIM DEARBORN, Taste and See



3.Kehausan Hati yang Puas
Filipi 3:7-14: Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya , kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Jiwa yang telah mengecap, mengetahui, dan dipuaskan oleh pengalaman bersama Tuhan, akan merindukannya. Semakin dia mengalaminya serta semakin dia mengenal keagungan, keindahan, dan kepuasannya, makin besar rasa lapar dan hausnya untuk lebih lagi di dalamnya …

JONATHAN EDWARDS



Lalu bagaimana kita memenuhi kehausan Rohani tersebut?

“Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!”
TUHAN YESUS, Yoh 7:37

dimaksudkan:
*Barangsiapa (anyone)

*Haus:

Mazmur 42:2-3a: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.”

Mazmur 63:2: “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.”

Mazmur 143:6: “Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus.”

Sepeti yang dikatakan oleh C.S Lewis,kelemahan manusia adalah "Kita terlalu mudah puas"

Tanpa kehausan, kerinduan, dan kasih kepada Allah, maka semua ibadah kita menjadi rutinitas yang kosong belaka.
Dapatkah saya menyatakannya: “Saya tidak puas. Saya lapar dan haus,Saya menginginkan Tuhan lebih lagi.”


*Datang kepada-Ku dan minum

diakhir dari penjelasan ini,saya ingin menceritakan cerita singkat kepada kita..

Bayangkan Saudara sedang berada di gurun, dan telah beberapa hari kehabisan air. Saudara hampir pingsan, kerongkongan sangat kering, bibir pecah-pecah,pusing karena terik, kulit terbakar panas matahari.

Tiba-tiba Saudara sampai pada sebuah sungai.
Pertanyaan: Apa yang akan Saudara lakukan?
(-) apakah saudara hanya menatapnya dari kejauhan?
(-) apa saudara hanya akan meneguk air sungai dengan tangan saudara?
(-) apakah saudara akan terjun menyelami air tersebut?

Kenyataannya di sanalah kebanyakan orang berada! Mereka ada di tepi sungai, melihat airnya, tetapi belum melangkah untuk meminumnya.
Tuhan memimpin Saudara kepada sungai-Nya, tetapi Dia tidak minum untuk Saudara. Jika Saudara mau memenuhkan kehausan rohani, Saudara harus minum, menyelam dalam persekutuan kasih dengan-Nya!



Langkah raksasa dalam perjalanan iman kita adalah langkah yang kita ambil ketika kita memutuskan bahwa Tuhan bukan lagi hanya bagian dari hidup kita.
Dia adalah hidup kita.

BETH MOORE




thx Ko Wim untuk bahannya..

smoga kita semua bisa terus menyadari akan Dia yang selalu menyediakan sumber air kehidupan untuk kita minum dan selami..

*sory klo masi banyak kekurangan..

-Budi-